UPACARA PERINGATAN HARI GURU SMANDAPA

Pada hari Jum'at (25/11) SMA N 2 Pari mengadakan acara peringatan Hari Guru Nasional. Dalam upcara ini bukan siswa yang menjadi petugas melainkan para guru. Bapak ibu guru yang bertugas sudah berlatih beberapa hari untuk peringatan upacara ini. Di akhir upacara ada beberapa bapak dan ibu guru yang diundang kedepan untuk menerima persembahan karena telah berjasa bagi sekolah. Mereka yang diundang yaitu :
1. Pak Dody
2. Bu Sih Retno
3. Pak Bekti
4. Pak Rohmat
5. Bu Nurhikmah
6. Pak Nardi
7. Bu Muji
8. Bu Prapti Dyahwati

Selain itu dari siswa yakni OSIS-MPK dan HIKAMADA serta paduan suara memberikan persembahan berupa Lagu Hymne Guru dan pembacaan puisi serta.  penyerahan bunga kepada para bapak ibu guru. Upacara kali ini berlangsung sangat meriah dan mendapat antusias dari para siswa.










Jurnalistik SMA N 2 Pati
-SMANDAPAFLASH
1. Farell Valerian / XI IIS 3
2. Thoif Zara A / XI MIA 4
3. Farisa Dwi Kurniawan / XI MIA 2

0 comments:

TEKS KEPENULISAN ARTIKEL HARI PAHLAWAN

Pahlawan yang Tak Dihargai Jasanya
            Bicara soal sekolah, pasti tidak terlepas dari guru. Guru seringkali disebut pahlawan karena jasanya yang mencerdaskan manusia. Tidak bisa dipungkiri, jika guru biasa disebut pahlawan tanpa tanda jasa. Bukan tanpa alasan, guru disebut demikian karena tidak banyak guru yang mendapat penghargaan. Alasan ini semakin kuat, karena guru biasanya identik dengan orang yang merendah.
            Jika ditelaah lebih dalam, kepahlawanan guru menurut ajaran Islam, memiliki posisi yang sangatb tinggi. Maksud dari tinggi itu adalah tentang ilmu yang diberikan pahalanya akan terus mengalir selama ilmu yang diberikan oleh guru tersebut masih diajarkan kembali kepada orang lain.
            Namun, seringkali terjadi beberapa kasus di Indonesia terkait guru yang dilaporkan oleh muridnya kepada pihak yang berwenang. Bukan tanpa alasan, guru dilaporkan, karena melakukan kekerasan terhadap siswa. Tetapi beberapa guru menganggap jika kekerasan itu wajar diberikan kepada siswa yang “nakal” atau tidak tertib. Jika dibahas lebih dalam, topik tentang ini akan menjadi lebih menarik.
            Memang kekerasan itu merupakan hal yang kurang baik, namun siswa harus mengerti betapa pentingnya kekerasan yang diberikan oleh guru kepadanya. Ini tidak lain menyangkut tentang sifat dari siswa itu sendiri. Apabila siswa itu memiliki sifat dan sikap yang kurang baik atau bisa dibilang “nakal”, guru juga merasa kurang nyaman dengan adanya siswa tersebut katika mengajar, sehingga guru menjadi berkesan marah dan terkadang tidak segan untuk memaki bahkan menyakiti muridnya. Begitupun sebaliknya, apabila siswa itu memiliki sifat dan sikap yang baik, maka guru akan merasa nyaman mengajar, bahkan bercengkrama dengan siswa itu.
            Memang selama ini guru dianggap sebagai pekerjaan yang mulia, tetapi tahukah anda bahwa peran guru bagi siswa sangat penting. Tetapi dikarenakan beberapa faktor yang memungkinkan adanya perilaku siswa yang tidak hormat terhadap guru, antara lain
1.      Peraturan yang kurang ketat. Ini dimaksudkan sebagai kurangnya peranan peraturan dalam percaturan dunia pendidikan, dikarenakan faktor tertentu.
2.      Kurikulum yng semakin sulit dipahami. Sebenarnya apabila kembali mengacu pada pola pendidikan yang menerapkan kurikulum lama, maka peran siswa dan guru akan sama – sama aktif. Di samping itu, penerapan kurikulum yang sekarang dengan menuntut keaktifan siswa, sebenarnya kurang efektif dalam artian bahwa untuk siswa yang kurang mengerti dengan apa yang diajarkan bisa dijelaskan oleh guru. Jadi siswa juga bisa merasa nyaman dengan guru tersebut, sehingga akan tumbuh rasa hormat kepada guru dari siswa tersebut.
3.      Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya menghormati guru. Sebenarnya, rasa hormat itu seharusnya mulai dipupuk sejak dini. Ketika siswa sejak kecil sudah diajarkan dan terbiasa untuk menghormati guru, maka sikap hormat itu akan tumbuh dan menetap dalam diri siswa itu.
4.      Kurangnya kontrol dari orang tua. Kontrol orang tua juga berperan penting dalam sikap siswa untuk menghormati guru sebagai pahlawan pendidikan. Orang tua seharusnya juga mengajarkan bahwa guru itu adalah pahlawan pendidikan bangsa.
5.      Pengaruh lingkungan sekitar. Dapat dikatakan bahwa lingkungan sekitar memiliki andil yang paling besar. Kalau dikira – kira bisa mencapai 75% dari semua faktor. Alasanya adalah seseorang akan meniru perilaku dari orang orang di sekitarnya. Jika lingkungan sekitarnya terbiasa untuk tidak menghormati orang lain, bagaimana siswa akan dapat menghormati guru.
Demikian beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap hormat sisw terhadap guru sebagai pahlawan pendidikan bangsa. Perlu ditegaskan kembali bahwa seorang guru adalah pahlawan dari pendidikan bangsa.
            Sebenarnya ada beberapa cara untuk mengatasi perilaku siswa yang kurang baik. Diantaranya, memberikan aturan yang ketat bagi siswa dengan menerapkan APPS (Angka Pendapatan Pelanggaran Siswa), atau dengan memberikan hadiah bagi siswa yang tertib, sehingga siswa lain akan berusaha meniru perilaku tertib siswa yang mendapat penghargaan itu.
      Yang jelas, guru boleh disebut pahlawan tanpa tanda jasa, tetapi bukan berarti bahwa kita bebas untuk tidak menghargai jasanya. Semoga dengan adanya peringatan hari pahlawan ini, jasa guru makin dihormati sebagai pahlawan bangsa yang bergerak di bidang pendidikan, yang dapat mencerdaskan bangsa Indonesia agar lebih maju ke depannya.
                        Sekian artikel yang dapat saya buat, semoga bermanfaat dan apabila ada kesalahan kata atau kata kata yang kurang pantas, mohon untuk dimaafkan

Ahmad Ni'am Salim / X MIA 5 

0 comments:

TEKS BERITA HARI GURU NASIONAL

GURU DALAM BERBAGAI SUDUT PANDANG
Apa atau siapakah yang disebut sebagai guru ? Menurut KKBI guru adalah orang yg pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Secara sederhana bisa kita tahu bahwa Guru memilki peran penting dalam proses pencetakkan generasi muda yang membanggakan dan berprestasi. Namun demi mendapatkan tujuan itu bapak/ibu guru sering menjadi pembicaraan dikalangan siswa terutama pada sisi negatif mereka.
Banyak kita yang sekarang ini berstatus sebagai siswa sekolah menilai bahwa Guru memilki sisi negatif yang cukup banyak. Hal ini banyak diutarakan mereka ketika mereka sedang mengobrol dengan sesama rekan mereka. Ketika waktu luang mereka tersita karena banyak tugas yang dibeikan oleh bapak/ibu guru, mereka justru bukannya mengerjakan malah menggerutu tiada henti. Beberapa guru yang menduduki jabatan di sekolah mungkin malah terlihat sebagai musuh bagi murid.


Kita ambil saja contoh guru BK yang sering memberikan skors bagi siswa yang melakukan berbagai pelanggaran seperti : telat, membolos, mencontek, berpakaian dan berpenampilan tidak rapi dsb,. Hal ini biasanya membuat siswa yang sedang berada di ruang BK untuk skors seperti berada di dalam ruang sidang. Jabatan fungsional lain yang memilki potensi untuk berhadapan langsung dengan siswa adalah Waka Kesiswaan. Jabatan ini begitu potensial karena kegiatan apapun yang berlangsung harus menjadi persetujuan beliau yang menjabat. Selain itu banyak siswa yang merasa kesal bahwa apa yang menjadi usulnya seringkali tidak diterima dengan baik. Hal ini dikarenakan bahwa Waka Kesiswaan sendiri memiliki tanggung jawab yang besar karena disamping harus mempertimbangkan suatu keputusan dan usul dari siswa juga harus mempertimbangkan dari segi kelancaran dan kenyamanan fungsional lain sekolah.
Namun, hal itu juga demi kebaikan siswa itu sendiri karena mungkin usul-usulan tadi tidak sesuai dengan kondisi sekolah. Waka Kesiswaan memiliki pandangan luas dan insting yang kuat untuk mengeksekusi suatu usulan. Dalam kejadian yang pernah saya alami di sekolah bahwa yang pernah diutarakan oleh Bapak Mulyono selaku Waka kesiswaan dalam sebuah pengumpulan ketua kelas yang menyatakan bahwa para siswa boleh tidak suka atau bahkan membenci beliau namun apapun yang beliau lakukan adalah demi kemajuan siswa sendiri.
“kalian boleh secara dibelakang bilang kalau tidak suka bahkan benci dengan saya namun apapun yang saya lakukan dan saya putuskan adalah demi kemajuan anda-anda disini.”
Memang yang beliau ucapkan ketika itu nyata adanya. Terbukti dalam hal apapun beliau selalu mengedepankan kepentingan siswa. Hal ini merupakan gambaran bahwa beliau sangat ikhlas dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu di kancah nasional beliau juga sudah sangat dikenal.Terbukti bahwa beliau mampu menjuarai Guru Berprestasi nomer 2 tingkar Nasional dan beliau tidak lupa menyebutkan nama SMA N 2 Pati dalam kompetisi tersebut.
Memang kita sebagai siswa juga harus mengerti kenapa Guru terkadang bersifat agak kasar atau keras. Karena mereka dituntut oleh sebuah tugas mulia. Mencerdaskan para penerus bangsa yang akan mengambil alih peran mereka di masa yang akan datang, seperti bapak Mulyono ini.
Apabila kita membahas seorang guru maka tidak akan lepas dari siswa dan apabila kita membahas siswa tidak bisa lepas dari siswa yang rajin , pandai , aktif dan tidak lepas juga dari siswa yang “nakal”
Menurut Pak Suwadi seorang guru yang mengajar ekonomi dan Pendidikan Kewirausahaan (PKW) sekaligus salah satu pembimbing organisasi Rohis di SMA N 2 Pati ini siswa yang nakal Biasanya dimulai dari keterlambatan  dan kemalasan yang kemudian berimbas ke hal yang lain apalagi jika ditambah tidak masuk. Dari Pak Suwadi sendiri memiliki cara untuk menghadapi siswa yang bermodel seperti ini yaitu dengan cara :
       1. Mendisiplinkan siswa,
    2. Penegakan tata tertib, apabila melakukan pelanggaran tata tertib maka akan diberi skors dan diingatkan
     3. Pantauan orang tua sendiri, Karena memang guru sebagai orangtua di sekolah namun pendidikan di rumah dari orang tua juga penting.
Mungkin akan ada siswa yang terkekang dengan cara seperti ini. Menurut Pak Suwadi yang membuat terkekang adalah  dirinya sendiri jadi yang paling bagus itu adalah motivasi dari diri sendiri. “semua kegiatan itu akan berlangsung baik apabila ada motivasi diri sendiri. Nah motivasi diri dapat didapatkan dari nilai agama seperti imannya kuat . Shalatnya kuat kan otomatis shalat itu kan melatih disiplin.” Ujar beliau.
Untuk hari guru ini menurut Bapak Suwadi , para dewan guru sudah banyak berkembang terutama untuk guru-guru muda. Menurut beliau guru-guru muda ini mampu membuat perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan.
“Saya kira ini kan kalo guru-guru muda sudah menyesuaikan kurikulum dan untuk sarana dan prasarana sudah memenuhi sehingga sudah memenuhi dalam arti seperti komputer, laptop,  LCD proyektor sehingga sudah menyesuaikan dengan zaman sekarang. Sehingga makin kreatif dan inovatif” Kata Pak Suwadi.
Tidak lupa Pak Suwadi pun juga berpesan kepada kita supaya senantiasa menjaga sifat displin kita dan menjaga keagamaan kita.
“Dimulai dari rasa disiplin menjaga ketertiban sikap dan membentuk pribadi yang baik dan kembali lagi pada keagamaan ini juga menentukan sekali.” Tutur Beliau
Dan apabila seorang siswa menghadapi guru beliau berpesan hendaknya siswa harus memiliki sopan santun , saling menghormati , pada semuanya contohnya senyum sapa dan sebagainya.
Ada salah satu figur guru yang dapat kita lihat disini, adalah Bapak Sartono. Pria yang bergelar Drs. Ini memiliki sebuah kharisma dalam pekerjaannya. Memang apabila dilihat dari segi prestasinya kurang begitu memuaskan. Namun Bapak Sartono memiliki sebuah semangat luar biasa dalam hidupnya. Beliau adalah seorang guru dari SMP N 3 Tambakromo. Sebuah sekolah yang cukup jauh dari rumah beliau. Beliau beralamat asli di Ds. Bumiharjo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Setiap hari beliau bernagkat menuju tempat beliau mengajar dengan menggunakan sepeda motor matic-nya. Sesampainya disana beliau mengajar dengan penuh tanggung jawab hingga siang hari.
Setelah jam sekolah usai beliau biasanya melanjutkan ke kantor notaris di kota Pati. Ya memang sesuatu yang unik apabila seorang Guru mempunyai pekerjaan sampingan yang berkaitan dengan kepengurusan tanah. Perlu diingat seolah jarak bukan alasan bagi beliau. Skema yang dijalani biasanya yaitu Winong-Tambakromo-Pati-Winong dan pulang kerumah. Ketika ditanya kenapa beliau konsisten menjalani ini beliau menjawab “Ya sudah begini kehidupan saya, saya hanya mencoba menikmati hidup saya kan ya memang hidup ini perjuangan.”
            Jawaban tersebut adalah jawaban yang mampu menggetarkan kita sebagai siswa yang terkadang tidak hormat kepada guru. Cobalah untuk melihat dari segi yang lain. Mengingat Bapak Sartono memiliki 2 orang anak. Yang besar sudah tamat kuliah dan memperoleh gelar CUMLAUDE yang satu masih bersekolah di SMA N 2 Pati.
            Dalam pekerjaannya sebagai guru Bapak Sartono merupakan salah satu guru favorit yang terkadang dirindukan oleh murid-muridnya. Pembawaan beliau yang santai ketika mengajar dan tutur kata beliau yang penuh humor namun serius yang mampu membuat muridnya senang ketika diajar beliau. Merupakan sebuah kebanggaan bagi siswa dan siswi sekolah tersebut memiliki seorang guru seperti Bapak Sartono. Namun kebanggaan terbesar ada di penulis sendiri. Mengingat bahwa Bapak Drs. Sartono adalah seorang figur guru dan ayah baginya.
            Pada dasarnya, antara siswa dengan guru adalah hubungan yang paling mulia dan yang paling sering kita jumpai. Untuk itu diantaranya hanya perlu pemahaman yang dimana kedua pihak bisa saling mengerti satu sama lain. Dimana sebagai siswa dituntut untuk menjadi sebuah generasi hebat, dan di sisi lain Guru dituntut untuk mewujudkan generasi hebat tersebut. Sungguh sebuah pekerjaan yang mulia bukan?


-Farisa Dwi Kurniawan / XI MIA 2
-SMANDAPAFLASH









0 comments: