GURU DALAM BERBAGAI SUDUT PANDANG
Apa atau siapakah yang disebut sebagai guru ? Menurut
KKBI guru adalah orang yg pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya)
mengajar. Secara sederhana bisa kita tahu bahwa Guru memilki peran penting
dalam proses pencetakkan generasi muda yang membanggakan dan berprestasi. Namun
demi mendapatkan tujuan itu bapak/ibu guru sering menjadi pembicaraan
dikalangan siswa terutama pada sisi negatif mereka.
Banyak kita yang sekarang ini berstatus sebagai siswa sekolah
menilai bahwa Guru memilki sisi negatif yang cukup banyak. Hal ini banyak
diutarakan mereka ketika mereka sedang mengobrol dengan sesama rekan mereka.
Ketika waktu luang mereka tersita karena banyak tugas yang dibeikan oleh
bapak/ibu guru, mereka justru bukannya mengerjakan malah menggerutu tiada
henti. Beberapa guru yang menduduki jabatan di sekolah mungkin malah terlihat
sebagai musuh bagi murid.
Kita ambil saja contoh guru BK yang sering memberikan skors bagi
siswa yang melakukan berbagai pelanggaran seperti : telat, membolos, mencontek,
berpakaian dan berpenampilan tidak rapi dsb,. Hal ini biasanya membuat siswa
yang sedang berada di ruang BK untuk skors seperti berada di dalam ruang
sidang. Jabatan fungsional lain yang memilki potensi untuk berhadapan langsung
dengan siswa adalah Waka Kesiswaan. Jabatan ini begitu potensial karena
kegiatan apapun yang berlangsung harus menjadi persetujuan beliau yang
menjabat. Selain itu banyak siswa yang merasa kesal bahwa apa yang menjadi
usulnya seringkali tidak diterima dengan baik. Hal ini dikarenakan bahwa Waka
Kesiswaan sendiri memiliki tanggung jawab yang besar karena disamping harus
mempertimbangkan suatu keputusan dan usul dari siswa juga harus
mempertimbangkan dari segi kelancaran dan kenyamanan fungsional lain sekolah.
Namun, hal itu juga demi kebaikan siswa itu sendiri karena mungkin
usul-usulan tadi tidak sesuai dengan kondisi sekolah. Waka Kesiswaan memiliki
pandangan luas dan insting yang kuat untuk mengeksekusi suatu usulan. Dalam
kejadian yang pernah saya alami di sekolah bahwa yang pernah diutarakan oleh
Bapak Mulyono selaku Waka kesiswaan dalam sebuah pengumpulan ketua kelas yang
menyatakan bahwa para siswa boleh tidak suka atau bahkan membenci beliau namun
apapun yang beliau lakukan adalah demi kemajuan siswa sendiri.
“kalian boleh secara dibelakang bilang kalau tidak suka bahkan
benci dengan saya namun apapun yang saya lakukan dan saya putuskan adalah demi
kemajuan anda-anda disini.”
Memang yang beliau ucapkan ketika itu nyata adanya. Terbukti dalam
hal apapun beliau selalu mengedepankan kepentingan siswa. Hal ini merupakan
gambaran bahwa beliau sangat ikhlas dalam melakukan pekerjaannya. Selain itu di
kancah nasional beliau juga sudah sangat dikenal.Terbukti bahwa beliau mampu
menjuarai Guru Berprestasi nomer 2 tingkar Nasional dan beliau tidak lupa
menyebutkan nama SMA N 2 Pati dalam kompetisi tersebut.
Memang kita sebagai siswa juga harus mengerti kenapa Guru terkadang
bersifat agak kasar atau keras. Karena mereka dituntut oleh sebuah tugas mulia.
Mencerdaskan para penerus bangsa yang akan mengambil alih peran mereka di masa
yang akan datang, seperti bapak Mulyono ini.
Apabila kita membahas seorang guru maka tidak akan lepas dari siswa
dan apabila kita membahas siswa tidak bisa lepas dari siswa yang rajin , pandai
, aktif dan tidak lepas juga dari siswa yang “nakal”
Menurut Pak Suwadi seorang guru yang mengajar ekonomi dan Pendidikan
Kewirausahaan (PKW) sekaligus salah satu pembimbing organisasi Rohis di SMA N 2
Pati ini siswa yang nakal Biasanya dimulai dari keterlambatan dan kemalasan yang kemudian berimbas ke hal
yang lain apalagi jika ditambah tidak masuk. Dari Pak Suwadi sendiri memiliki
cara untuk menghadapi siswa yang bermodel seperti ini yaitu dengan cara :
1. Mendisiplinkan
siswa,
2. Penegakan
tata tertib, apabila melakukan pelanggaran tata tertib maka akan diberi skors
dan diingatkan
3. Pantauan
orang tua sendiri, Karena memang guru sebagai orangtua di sekolah namun
pendidikan di rumah dari orang tua juga penting.
Mungkin akan ada siswa yang terkekang dengan cara seperti ini.
Menurut Pak Suwadi yang membuat terkekang adalah dirinya sendiri jadi yang
paling bagus itu adalah motivasi dari diri sendiri. “semua kegiatan itu akan
berlangsung baik apabila ada motivasi diri sendiri. Nah motivasi diri dapat
didapatkan dari nilai agama seperti imannya kuat . Shalatnya kuat kan otomatis
shalat itu kan melatih disiplin.” Ujar
beliau.
Untuk hari guru ini menurut Bapak Suwadi , para dewan guru sudah
banyak berkembang terutama untuk guru-guru muda. Menurut beliau guru-guru muda
ini mampu membuat perubahan dalam penyelenggaraan pendidikan.
“Saya kira ini kan kalo guru-guru muda sudah menyesuaikan kurikulum
dan untuk sarana dan prasarana sudah memenuhi sehingga sudah memenuhi dalam
arti seperti komputer, laptop, LCD proyektor
sehingga sudah menyesuaikan dengan zaman sekarang. Sehingga makin kreatif dan
inovatif” Kata Pak Suwadi.
Tidak lupa Pak Suwadi pun juga berpesan kepada kita supaya
senantiasa menjaga sifat displin kita dan menjaga keagamaan kita.
“Dimulai dari rasa disiplin menjaga ketertiban sikap dan membentuk
pribadi yang baik dan kembali lagi pada keagamaan ini juga menentukan sekali.” Tutur
Beliau
Dan apabila seorang siswa menghadapi guru beliau berpesan hendaknya
siswa harus memiliki sopan santun , saling menghormati , pada semuanya
contohnya senyum sapa dan sebagainya.
Ada salah satu
figur guru yang dapat kita lihat disini, adalah Bapak Sartono. Pria yang
bergelar Drs. Ini memiliki sebuah kharisma dalam pekerjaannya. Memang apabila
dilihat dari segi prestasinya kurang begitu memuaskan. Namun Bapak Sartono
memiliki sebuah semangat luar biasa dalam hidupnya. Beliau adalah seorang guru
dari SMP N 3 Tambakromo. Sebuah sekolah yang cukup jauh dari rumah beliau.
Beliau beralamat asli di Ds. Bumiharjo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Setiap
hari beliau bernagkat menuju tempat beliau mengajar dengan menggunakan sepeda
motor matic-nya. Sesampainya disana beliau mengajar dengan penuh
tanggung jawab hingga siang hari.
Setelah jam sekolah usai beliau biasanya melanjutkan ke kantor
notaris di kota Pati. Ya memang sesuatu yang unik apabila seorang Guru
mempunyai pekerjaan sampingan yang berkaitan dengan kepengurusan tanah. Perlu
diingat seolah jarak bukan alasan bagi beliau. Skema yang dijalani biasanya
yaitu Winong-Tambakromo-Pati-Winong dan pulang kerumah. Ketika ditanya kenapa
beliau konsisten menjalani ini beliau menjawab “Ya sudah begini kehidupan saya,
saya hanya mencoba menikmati hidup saya kan ya memang hidup ini perjuangan.”
Jawaban tersebut
adalah jawaban yang mampu menggetarkan kita sebagai siswa yang terkadang tidak
hormat kepada guru. Cobalah untuk melihat dari segi yang lain. Mengingat Bapak
Sartono memiliki 2 orang anak. Yang besar sudah tamat kuliah dan memperoleh
gelar CUMLAUDE yang satu masih bersekolah di SMA N 2 Pati.
Dalam pekerjaannya
sebagai guru Bapak Sartono merupakan salah satu guru favorit yang terkadang
dirindukan oleh murid-muridnya. Pembawaan beliau yang santai ketika mengajar
dan tutur kata beliau yang penuh humor namun serius yang mampu membuat muridnya
senang ketika diajar beliau. Merupakan sebuah kebanggaan bagi siswa dan siswi
sekolah tersebut memiliki seorang guru seperti Bapak Sartono. Namun kebanggaan
terbesar ada di penulis sendiri. Mengingat bahwa Bapak Drs. Sartono adalah
seorang figur guru dan ayah baginya.
Pada dasarnya,
antara siswa dengan guru adalah hubungan yang paling mulia dan yang paling
sering kita jumpai. Untuk itu diantaranya hanya perlu pemahaman yang dimana
kedua pihak bisa saling mengerti satu sama lain. Dimana sebagai siswa dituntut
untuk menjadi sebuah generasi hebat, dan di sisi lain Guru dituntut untuk
mewujudkan generasi hebat tersebut. Sungguh sebuah pekerjaan yang mulia bukan?
-Farisa Dwi Kurniawan / XI MIA 2
-SMANDAPAFLASH